MENYEWAKAN MOBIL

26 September 2011

Penyediaan Obat Sering Telat

Penyediaan obat di Kota Serang setiap tahun sering telat. Penyebabnya, antara lain keterbatasan anggaran dan tender pengadaan obat terlambat.
“Keterlambatan itu kadang-kadang membuat stok obat kosong, tetapi tidak membahayakan warga ka­rena nanti terpenuhi juga keperluan obatnya,” jelas Kepala Seksi Obat dan Alat Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang Ade Erman S, Jumat (23/9).
Meski setiap tahunnya ada saja stok obat yang telat, Ade tidak mengetahui jenis obatnya. Namun un­tuk tahun ini, obat telat disediakan antara lain obat darah tinggi, obat nyeri atau asam mefenamat, dan vitamin B kompleks. “Warga tak perlu khawatir karena ada obat alternatifnya,” kata Ade.
Ade mengungkapkan, tahun ini anggaran pembelian obat dari dana alokasi khusus (DAK) Rp 2,195 miliar dan dari APBD Kota Serang Rp 95,11 juta.
Kepala Bidang Pembinaan Kefarmasian dan Pembiayaan Dinkes Kota Serang Eti Mulyati menambahkan, obat yang telat biasanya bukan merupakan obat dasar yang selalu harus ada di tempat kesehatan, seperti Puskesmas. Obat dasar yang harus ada dan kerap kali dibutuhkan oleh puskesmas, antara lain antibiotik, anti alergi atau CTM, obat diare, antalgin, dan antipiretik atau parasetamol.
Eti mengatakan, konsumsi obat terbanyak bukan pada obat-obat yang kosong itu, me­lainkan obat-obatan dasar. Pada semester pertama tahun ini hingga Juni lalu, obat yang se­ring digunakan yakni para­setamol dan CTM. Kedua jenis obat itu diperlukan untuk me­ngobati penyakit infeksi saluran per­napasan akut atau ISPA. Pa­salnya, saat ini, ISPA merupakan pe­nyakit tertinggi yang ada di Kota Serang, yang penderitanya mencapai 17.394 orang.
Sedangkan, penyakit tertinggi kedua adalah batuk yang mem­butuhkan obat dekstro dan obat batuk hitam dengan penderita mencapai 12.971 orang. Kemu­dian, demam dengan 9.020 pen­derita, gastritis dan duodenitis dengan 7.568 penderita, der­matitis lainnya dengan 6.182 penderita, dan hipertensi esensial dengan 5.808 penderita. “Lalu, infeksi saluran pernapasan lainnya dengan 5.609 penderita, diare 5.442 penderita, sakit kepala 5.417 penderita, dan gangguan gigi 4.084 penderita,” ungkap Eti. (nna/yes/ags) 

Sumber : www.radarbanten.com

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes